KOMENTAR
Nur Said Rais, S.KM.
Dec 3, 2024 6:57 AMTerima kasih
Makassar, 21 November 2024
–Sebagai upaya memperkuat koordinasi dan kesiapan menghadapi potensi
kedaruratan kesehatan masyarakat di lingkungan Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin Makassar, selama dua hari Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan
Makassar melaksanakan kegiatan Review Rencana Kontinjensi (Renkon) Penanggulangan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, pada hari Rabu-Kamis, tanggal 20-21 November
2024 di Hotel Dalton Makassar.
Kegiatan ini dihadiri oleh 21
instansi terkait, diantaranya Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar, Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Kesehatan Kab. Maros, Polsek
Bandara, operator bandara, navigasi, maskapai penerbangan, ground handling, perwakilan
rumah sakit rujukan, laboratorium kesehatan, puskesmas sekitar bandara,dan
asosiasi pengusaha umrah di wilayah Sulawesi Selatan. Kegiatan ini bertujuan
untuk menyempurnakan strategi dan langkah mitigasi dalam menangani situasi
darurat kesehatan, khususnya yang berpotensi terjadi di bandara internasional.
Kepala Balai Besar Kekarantinaan
Kesehatan Makassar, Agus Jamaludin, menjelaskan pentingnya penyelarasan antar instansi.
“Bandara adalah pintu gerbang yang strategis, terutama dalam mobilitas
masyarakat dan barang. Dengan adanya rencana kontinjensi yang solid, kita dapat
merespons secara cepat dan terkoordinasi terhadap ancaman kesehatan masyarakat,
termasuk penyakit menular,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini juga tim dari
Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Sarikasih Harefa, ikut menyampaikan
paparan terkait reviu renkon kesiapsiagaan dan respon KLB/Wabah di pintu masuk
sesuai dengan model penjabaran dari Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) Amerika Serikat dengan pendekatan baru yakni kesiapsiagaan
menghadapi pandemi terhadap kelompok patogen berdasarkan cara penularan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Umrah Sulawesi Selatan, H. Absar Ukkas, menyampaikan apresiasi terhadap upaya kolaboratif ini. “Sebagai pengusaha umrah, kami sangat mendukung langkah antisipasi ini. Kesehatan dan keselamatan jamaah adalah prioritas kami, terutama dalam perjalanan internasional,” ujarnya.
Bandara Sultan Hasanuddin telah
menjadi salah satu hub penerbangan utama di Kawasan Timur Indonesia. Dengan
tingginya lalu lintas penumpang, termasuk jamaah umrah, kesiapsiagaan terhadap
potensi wabah penyakit menjadi krusial.
Kegiatan ini diharapkan dapat
menjadi langkah awal yang konkret dalam memperkuat sistem respons terhadap
kedaruratan kesehatan masyarakat di Sulawesi Selatan, sekaligus menciptakan
rasa aman bagi pengguna jasa transportasi udara.
Di bagian akhir hari ke-2 dari
kegiatan ini, para peserta diminta untuk menandatangani kesepakatan rencana
kontinjensi yang akan diterapkan bila terjadi situasi kedaruratan kesehatan
masyarakat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.
Terima kasih