Tingkatkan Keamanan Pangan, BBKK Makassar Laksanakan Edukasi bagi Penjamah Makanan di Lingkungan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
MAKASSAR
- Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar merupakan salah satu
bandara yang sibuk dalam melayani penumpang domestik dan internasional.
Penumpang yang datang dan pergi melalui Bandara Internasional Sultan Hasanuddin
dalam sehari mencapai puluhan ribu penumpang. Banyaknya masyarakat yang
menggunakan bandara sebagai jalur transportasi udara dapat menjadi potensi
penularan penyakit termasuk penyakit yang menular melalui makanan. Untuk memastikan keamanan
pangan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, Balai Besar
Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Makassar melaksanakan
kegiatan penyuluhan
keamanan pangan bagi penjamah makanan di Bandara Sultan Hasanuddin
Makasaar. Kegiatan yang dilakasanakan pada hari Selasa
tanggal 10
September 2024
dihadiri oleh 20
peserta penjamah makanan di lingkungan bandara.
Pelaksana
Harian Kepala
BBKK Makassar,
Tubianto Anang Zulfikar, SKM. M. Epid, yang membuka acara menyampaikan arahan kepada peserta yang diharapkan memperoleh
pengetahuan dan merubah
pola pikir
mereka dalam melaksanakan kegiatan di bandara. "Kita harus memastikan
bahwa makanan yang disajikan kepada penumpang aman dan dalam kondisi terbaik.
Bayangkan jika makanan yang disajikan oleh tenant menyebabkan keracunan saat
penumpang berada di pesawat. Masalah seperti diare bisa terjadi
sementara toilet
pesawat terbatas sehingga dapat
menganggu penerbangan bahkan menyebabkan pesawat melakukan pendaratan darurat.. Selain itu, keluhan
mengenai makanan yang tidak layak konsumsi juga bisa mempengaruhi reputasi
bandara," katanya.
Anang menekankan pentingnya kebersihan personal dalam penanganan makanan, seperti kuku yang tidak boleh panjang, rambut yang harus diikat dengan rapih dan larangan berbicara di depan makanan. Selain itu, para penjamah makanan sebaiknya melakukan tes makanan dengan mencicipinya (tes organoleptik) untuk memeriksa rasa, tekstur, dan warnanya guna memastikan kesegaran makanan sebelum dihidangkan. Hal ini untuk menghindari makanan yang tidak layak konsumsi dihidangkan kepada konsumen.
"Keamanan
pangan adalah prioritas utama dan jika
terjadi keracunan makanan maka
pihak berwenang seperti polisi akan terlibat untuk menyelidiki penyebabnya.
Oleh karena itu, penjamah makanan harus memastikan orang yang tidak
berkepentingan tidak berada
di area makanan, untuk mencegah kemungkinan makanan diracuni oleh pihak yang
tidak bertanggung jawab," tambahnya.
General
Manager (GM)
Angkasa Pura I Makassar, Minggus
Eko Tribudoyo G, sebagai narasumber pertama menyatakan pentingnya profesionalisme
dalam pengelolaan bandara. Ia menekankan bahwa masukan dari para stakeholder
sangat berharga dalam proses peningkatan kualitas layanan bandara.
Selain
itu, Eko
menjelaskan bahwa kualitas lingkungan juga menjadi fokus utama
termasuk pengolahan limbah dan sampah. Namun demikian meskipun sudah disediakan
tempat sampah sesuai karakteristiknya yang terpisah antara sampah basah, kertas
dan plastik namun perilaku masyarakat/pengguna jasa masih membuang sampah tidak
sesuai dengan karakteristik sampahnya. Terkait dengan pengelolaan makanan di
bandara, GM Angkasapura I Makassar mengingatkan pentingnya menjaga kualitas
makanan serta penampilan dalam melayani pelanggan. Pengangkutan bahan makanan
ke delam bandara terutama ke terminal keberangkatan penumpang sebaiknya
menggunakan alat angkut yang tertutup karena berpotensi jatuh dan potensi
tercemar oleh kuman selama pengangkutan. Alat makan juga diangkat dari meja
sesaat setelah pelanggan selesai makan, jangan menunggu pelanggan pergi baru
diangkat, apalagi dibiarkan begitu saja atau terlambat diangkat karena akan
mengundang lalat. Dengan jumlah penumpang mencapai sekitar
27.000 orang dan 225 pesawat yang beroperasi setiap hari, perhatian terhadap
aspek ini sangat penting.
Dengan
makanan yang aman dan para penjamah makananselalu berinovasi dengan produk
makanannya, maka Makassar dapat dikenal melalui ikon kulinernya. Hal ini diharapkan dapat
menarik lebih banyak wisatawan untuk menikmati kuliner khas Makassar,"
tambahnya.
Pada kegiatan penyuluhan juga disampaikan beberapa
materi mulai dari Materi 1 : Dukungan PT. AP terkait Fasilitas
Sarana/Prasarana, Materi 2 : Anti Korupsi, Materi 3 : Prinsip Higiene Sanitasi
Pangan dan Personal Hygiene, Materi 4 : Kebersihan Lingkungan dan Pengendalian
Vektor dan BPP hingga Materi 5 :
Persyaratan Keamanan Pangan dan SLHS/Label Pengawasan/Pembinaan.
Pada sesi pertama di paparkan materi antikorupsi yang
dibawakan oleh dr. Muh Haskar, M.Kes. Dalam paparannya dr. Haskar menyampaikan
pengertian korupsi dan peluang terjadinya korupsi di berbagai titik termasuk
potensi pada penyedia makanan.
Materi dilanjutkan dengan pemaparan tentang hygiene sanitasi makanan oleh Amran, SKM, M.Kes. Dalam paparannya pak Amran menjelaskan tentang 6 prinsip pengelolaan makanan yaitu pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan dan penyajian makanan. Prinsip pengelolaan makanan ini sangat penting karena berpengaruh pada kualitas makanan dan berpotensi terjadinya kontaminasi mikroorganisme yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan.
Pada materi keempat terkait pemeliharaan lingkungan
kerja serta upaya pengendalian vektor yang dibawakan oleh Ibrahim, SKM, M.Kes,
dijelaskan mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan kerja baik tempat
pengelolaan dan penyajian makanan, loker karyawan serta kursi dan meja makan
para tamu/pelanggan. Selain itu perlu upaya menjaga agar tidak ada manifestasi
serangga dan tikus. Lalat dan kecoak merupakan vektor mekanis yaitu serangga
yang dapat memindahkan agen penyakit yang melekat di tubuhnya berpindah pada
makanan sehingga makanan yang sudah terkontaminasi dapat menimbulkan penyakit
seperti diare dan typhus. Kebiasaan kedua vektor ini selain suka pada makanan,
juga pada tempat kotor seperti tempat sampah. Tikus juga merupakan binatang
yang dapat menularkan penyakit seperti penyakit pes dan leptospirosis.
Kehadiran tikus pada suatu tempat yang terdapat banyak sisa makanan.
Sebelum
ditutup Nurhayati HL, Sanitarian Ahli Pertama BBKK Makassar,
menyampaikan tentang pentingnya Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS) bagi
Tempat Pengelolaan Pangan.
Di sela-sela kegiatan penyuluhan, dilakukan
pemeriksaan kesehatan terhadap peserta pertemuan yang merupakan penjamah
pangan. Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan fisik, kebersihan perorangan, dan
pengukuran tekanan darah. Dari 18 peserta yang diperiksa, hasil pemeriksaan
secara umum menunjukkan kondisi yang baik.
Selain menjaga kebersihan lingkungan kerja, kesehatan
penjamah makanan juga perlu diperhatikan karena mereka berpotensi menularkan
penyakit saat menangani makanan.
Kondisi lingkungan kerja yang harus diperhatikan adalah kebersihannya, dan kesehatan penjamah pangan harus dijaga. Dengan menjaga kebersihan, makanan yang mereka sajikan dapat dipastikan lebih sehat.
"Insya Allah, peserta akan diberikan sertifikat
sebagai bukti bahwa mereka telah mengikuti kegiatan penyuluhan keamanan
pangan," jelasnya.
Kegiatan ditutup oleh Ibrahim, SKM, M.Kes selaku Ketua
Tim Kerja Pengawasan Faktor Risiko Lingkungan BBKK Makassar dengan harapan semoga
apa yang didapatkan pada hari ini dapat diterapkan di tempat kerja
masing-masing sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas
pangan yang aman di wilayah bandara.