Adakan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar, Otoritas Bandar Udara Wilayah V Makassar Gandeng Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Makassar
Kegawatan
adalah suatu keadaan yang menimpa seseorang yang dapat menyebabkan sesuatu yang
mengancam jiwanya dalam arti memerlukan pertolongan tepat, cermat dan cepat
bila tidak maka seseorang tersebut dapat mati atau menderita cacat.
Pelayanan
kegawatdaruratan meliputi pelayanan kegawatdaruratan pada bencana dan pelayanan
kegawatdaruratan sehari-hari. Pelayanan Kegawatdaruratan ini harus ditingkatkan
secara terus-menerus untuk memenuhi harapan masyarakat yang selalu menginginkan
kualitas pelayanan. yang bermutu tinggi. Untuk mencapai pelayanan yang bermutu
tinggi tersebut perlu peningkatan
kualitas sumber daya manusia, di samping peningkatan sarana dan prasarana fasilitas
pelayanan kesehatan, tanpa meninggalkan prinsip pelayanan yang terjangkau
biayanya bagi masyarakat (Permenkes RI Nomor 47 Tahun 2018)
Upaya menanggulangi kasus kegawatdaruratan yang
terjadi dilingkungan masyarakat telah dilakukan oleh pemerintah dengan
mencanangkan program pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi masyarakat umum
agar dapat memberikan pertolongan dengan segera jika menemukan korban yang
membutuhkan penanganan segera.
Beberapa penelitian menjelaskan bahwa peran
masyarakat umum dalam memberikan pertolongan terhadap korban dengan henti
jantung yang dihubungkan dengan pemberian tindakan resusitasi jantung paru
(RJP) dan penggunaan Automated Eksternal Defibrilator (AED)
dapat meningkatkan kelangsungan hidup.
Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Makassar pada hari kamis
tanggal 02 Mei 2024 bertempat di Kantor Otoritas Bandar Udara (OTBAND) Wilayah
V Makassar melaksanakan pelatihan BHD bagi lintas sektor yang terlibat pada
proses embarkasi/debarkasi haji tahun 1445 H di Bandar Udara Sultan Hasanuddin
Makassar yakni Pegawai OTBAND, Ground Handling dan AVSEC Bandara.
Pelatihan BHD
bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan tata cara pertolongan pertama
pada kasus kegawatdaruratan seperti serangan jantung, evakuasi korban
kecelakaan, perdarahan, tersedak benda asing, dan cara evakuasi korban.
Jumlah peserta
yang mengikuti pelatihan BHD ini sebanyak 28 orang dengan 4 orang
pembicara yaitu: dr. Abbas Zavey Nurdin S, Sp.Ok, MKK, Dr. Juniarti Naim, M.K.M Arham Alam, S.Kep, Ns, M.KKK,
Amir S.Kep, Ns, dengan materi : Identifikasi Alur dan
Penanganan Cedera, Identifikasi Alur Kondisi Sakit dan Pijat Jantung Luar,
Identifikasi alur pertolongan kegawatdaruratan korban kecelakaan, stabilisasi, evakuasi,
dan transportasi korban sakit, cedera dan kecelakaan. Pelatihan ini dilakukan
dengan 2 cara yakni teori dan praktek dengan menggunakan alat peraga yang sudah
disediakan oleh panitia.
Inspektur Angkutan Udara Ahli Muda ibu Henny yang mewakili Kepala
Otoritas Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Wilayah V Makassar sangat mendukung dan mengapresiasi Pelatihan
BHD yang dilaksanakan oleh BBKK Makassar ia juga menyampaikan terima kasih
kepada BBKK Makassar yang telah melaksanakan pelatihan ini dan semoga
kedepannya masih terus berlanjut dan peserta dapat mengikuti serta memanfaatkan
kesempatan yang baik untuk menambah pengetahuan bagaimana melakukan pertolongan
pada kasus kegawatdaruratan yang terjadi disekitar kita. Heni juga berharap
ilmu yang telah diterima oleh peserta dapat bermanfaat dan dibagikan dengan
orang-orang terdekat yang tidak mengikuti kegiatan ini, terlebih lagi dengan
adanya motor listrik ibu henny sangat mengapresiasi layanan kesehatan yang fast
respon.
Kepala Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Makassar Agus Jamaludin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak pihak yang sudah
bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan BHD dan mengatakan sangat penting dan
selalu diupdate agar petugas selalu siap melakukan pertolongan setiap menemukan
kasus kegawatdaruratan dan sigap menolong jika terjadi henti jantung
dan henti napas disekitar kita . Untuk diketahui setiap
keterlambatan 1 menit dapat menghilangkan 10 persen kesempatan untuk
menyelamatkan penderita serangan jantung.
Setelah menerima materi dan simulasi penanganan kasus, pengetahuan
peserta menjadi meningkat, terlihat dari nilai peserta sebelum
pelatihan rata-rata: 40,4 dan nilai peserta setelah pelatihan rata-rata: 85,6
yang berarti terjadi kenaikan sebesar 45,2 poin. (odhie)