Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Makassar Lakukan Rapat Koordinasi Pelayanan
MAKASSAR - Untuk meningkatkan Pelayanan
Kesehatan di Wilayah Pelabuhan Makassar,
Wilker Pelabuhan Laut Makassar melakukan rapat koordinasi kegiatan
kekarantinaan pada hari kamis 21 Maret 2024, ketua panitia Ridwan Rasyak, SKM
mengatakan pertemuan ini memiliki
beberapa tujuan yaitu terlaksananya koordinasi pelayanan kekarantinaan kesehatan,
terjalinnya koordinasi dengan lintas sektor dan terlaksananya mekanisme kerja
dalam koordinasi pelayanan kekarantinaan kesehatan.
"Pertemuan koordinasi ini membahas
transformasi kesehatan dan peran BBKK Makassar dalam pelayanan kekarantinaan, dan
pada kesempatan ini juga akan di bahas tentang kesehatan, penerapan SSM
pengangkut, anti korupsi dan penandatanganan komitmen anti korupsi . Rapat ini
dihadiri 60 orang peserta yang terdiri Lintas sektor, agen pelayaran dan BBKK Wilker
Pelabuhan Laut Makassar. Biaya kegiatan ini dibebankan pada DIPA BBKK Makassar
tahun 2024.
Kepala Balai Besar Kekarantinaan
Kesehatan Makassar, Agus Jamaludin, SKM.,M.Kes menyampaikan jika BBKK memiliki
peran penting dalam menjalankan Undang-Undang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah, kesehatan tidak
bisa berdiri sendiri, begitu juga instansi pemerintah lain sehingga dibutuhkan
integritas," katanya. Pelayanan di Pelabuhan Makassar seperti rumput hijau
dimusim hujan. "Kenapa? karena ini
tolak ukur pelayanan kepada masyarakat, agar tidak terjadi pungli dan
sebagainya," ujarnya. Sebagai orang baru di Pelabuhan Makassar, dirinya
menekankan kepada jajarannya agar tidak melakukan pungutan liar. sehingga yang
diberikan pelayanan itu masuk di kas negara.
Dirinya juga mendorong kepada jajaran Pegawai Kekarantinaan Kesehatan Pelabuhan Makassar agar memberikan layanan terbaik mereka kepada masyarakat karena akan menjadi contoh untuk Provinsi Sulawesi Selatan. Berikan pelayanan yang baik kepada masyarakat karena ini menjadi corong untuk Sulawesi selatan,” tuturnya.
BBKK Makassar telah meluncurkan aplikasi
“Langsat Digital”, dimana aplikasi itu sangat penting bagi penumpang untuk
memudahkan mereka melakukan pengecekan
kesehatan sebelum melakukan pelayaran atau penerbangan, aplikasi tersebut bisa
diisi minimal 2 hari sebelum keberangkatan dengan izin layak terbang/ berlayar,
dan izin angkut orang sakit. Jadi input dua hari sebelum keberangkatan, jadi di
hari H tinggal dilakukan pengecekan, kenapa ini dilakukan? Agar pelaku perjalan
tidak berdebar-debar dan tidak berdebat dengan petugas, jelasnya.
Pemeriksaan kesehatan kata dia sangat
penting, jangan sampai yang melakukan perjalan darat maupun laut membawa
penyakit yang bisa menular ke keluarga yang atau daerah yang mereka kunjungi.
Pada sesi kedua, Ketua Tim Kerja Surveilans
dan Penindakan Pelanggaran Kekarantinaan Kesehatan Tubianto Anang Zulfikar, SKM,
M.Epid mengatakan sekarang telah
dilakukan penerapan interkoneksi sinkarkes, simponi dan single
submission (SSm) pengangkut di semua Pelabuhan tak terkecuali Pelabuhan
Makassar. Hal ini bertujuan memudahkan, dan mempercepat transparansi layanan publik, kedepannnya alur
penerbitan dokumen terintegrasi dan dapat dipantau oleh siapa saja, mana
pelayanan yang lambat akan keliatan atau yang cepat sekalipun, hal ini akan
memangkas tata laksana birokrasi di kawasan Pelabuhan” sambungnya.
Pertemuan ini ditutup dengan pemaparan
materi anti korupsi oleh dr. Muh Haskar Hasan selaku TIM PAK BBKK Makassar, beliau
menjelaskan berbagai contoh dan kemungkina korupsi yang bisa terjadi.
“BBKK berkomitmen bahwa tidak ada gratifikasi
dalam layanan kapal, pengguna jasa tidak boleh memberikan kepada petugas
pemberi layanan yang tidak sesuai aturan, tutupnya.