| Selamat datang di zona integritas BBKK Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Pelayanan Hari Senin - Jumat (kecuali hari libur dan tanggal merah) | Jam Pelayanan 08.00 - 16.00 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani | | Selamat datang di zona integritas BBKK Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Pelayanan Hari Senin - Jumat (kecuali hari libur dan tanggal merah) | Jam Pelayanan 08.00 - 16.00 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani |



Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Hal Baru Bagi Petugas Pelabuhan Bira Bulukumba


Bira: Henti jantung merupakan kondisi dimana jantung berhenti secara tiba- tiba karena adanya gangguan listrik jantung sehingga dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat jika tidak diberikan pertolongan dengan segera. Secara global kejadian henti jantung masih menjadi masalah utama, dimana tingkat kematian akibat henti jantung masih terus mengalami peningkatan setiap tahun dan kematian tertinggi terjadi di luar rumah sakit. Upaya menanggulangi kasus kegawatdaruratan yang terjadi dilingkungan masyarakat telah dilakukan oleh pemerintah dengan mencanangkan program pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi masyarakat awam agar dapat memberikan pertolongan dengan segera jika menemukan korban yang membutuhkan penanganan segera. Beberapa penelitian menjelaskan bahwa peran masyarakat awam dalam memberikan pertolongan terhadap korban dengan henti jantung yang dihubungkan dengan pemberian tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan penggunaan Automated Eksternal Defibrilator (AED) dapat meningkatkan kelangsungan hidup.


Pelabuhan Bira sebagai wilayah kerja dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar yang memiliki intensitas aktivitas masyarakat yang cukup padat melayani pengguna jasa. Pelabuhan Bira merupakan  pelabuhan penyeberangan di provinsi Sulawesi Selatan dengan rute Bira Kabupaten Bulukumba ke Kabupaten Selayar, sehingga berpotensi terjadinya kasus henti jantung mendadak. Petugas pelabuhan adalah orang awam yang melayani proses bongkar muat kapal di Pelabuhan Bira yang dapat bertindak sebagai penolong pertama apabila ada kejadian henti jantung, perlu mengetahui dan memahami teknik BHD dalam memberikan pertolongan agar dapat meningkatkan kelangsungan hidup penderita. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar yang menjadi salah satu instansi pemerintah yang melayani masyarakat di Pelabuhan Bira dengan keterbatasan tenaga sehingga perlu memberikan pengetahuan kepada petugas pelabuhan Bira tentang BHD melaluli pelatihan.


Pelatihan BHD di Pelabuhan Bira dilaksanakan pada tanggal 04 Desember 2023 di Aula Tana Beru Hotel Same Bira,  yang diikuti oleh lintas sektor yang terlibat langsung dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat di pelabuhan Bira di antaranya adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah Air, Sungai, Darat dan Penyeberangan (UPTD ASDP), PT ASDP Indonesia Ferry, (Unit Penyelenggara Pelabuhan) UPP Kelas II Bulukumba, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XIX Sulselbar, KP3, BABINSA dan Wilker Pelabuhan Bira KKP Kelas I Makassar serta kelompok pedagang pelabuhan Bira dengan jumlah peserta sebanyak 35 orang.


Pelatihan BHD diawali dengan sambutan oleh Kepala UPT ASDP Pelabuhan Bira, Amran Syaukani, S.IP, M.Si, “Kegiatan ini adalah hal yang baru buat kami dan kami sangat mengapresiasi kegiatan ini karena  ilmu baru buat kami yang tidak bisa kami dapatkan di tempat lain” ucapnya dalam sambutan. Selanjutnya sambutan disampaikan oleh dr. Rini Astuty, M.Kes selaku Sub Koordinator Sub Substansi Kesehatan Matra dan Lintas Wilayah KKP Kelas I Makassar sekaligus membuka acara. Rini dalam sambutannya menyampaikan agar peserta pelatihan dapat mengikuti dengan baik seluruh materi yang akan diberikan. “Saya berharap bapak ibu mengikuti pelatihan ini dengan baik sampai selesai agar nantinya dapat diaplikasikan jika menemukan korban yang mengalami henti jantung, pelatihan ini sangat bermanfaat kepada bapak dan ibu karena kejadian henti jantung dapat menyerang siapa saja yang ada di sekitar kita, bisa saja terjadi pada orang-orang terdekat kita atau keluarga kita” ujarnya.


Materi pelatihan disampaikan dengan 2 sesi yaitu, ceramah dan tanya jawab yang disampaikan pada sesi pertama sedangkan sesi kedua dilakukan dengan praktek, pada sesi praktek terbagi 4 station berbeda berdasarkan materi yang telah diberikan oleh peserta yang dilakukan secara bergantian, untuk materi pertama di sampaikan oleh dr. Juniarty Naim, MKM tentang Identifikasi dan Alur Penanganan Kondisi Sakit, materi kedua disampaikan oleh dr. Andi Pertiwi Kusuma tentang Identifikasi dan Alur Penanganan Korban Kecelakaan, materi ke tiga disampaikan oleh dr. Abbas Zavey Nurdin, Sp.OK, M.KK, tentang Identifikasi dan Alur Penanganan Kondisi Cedera, dan materi ke empat di sampaikan oleh Amir, S.Kep., Ns tentang Evakuasi pada Korban Sakit, Cedera dan Kecelakaan.


Penilaian keberhasilan pelatihan dapat dilihat dengan adanya pemberian pre test kepada peserta sebelum dimulai pemaparan materi dan post test setelah peserta menerima materi dan melakukan praktek. Pelatihan kali ini dapat dikatakan berhasil karena nilai rata-rata post test peserta adalah 87,4 dimana nilai rata-rata yang didapatkan peserta pada pre test hanya 53,02 sehingga terjadi peningkatan pengetahuan sebanyak 52,4 poin setelah peserta mengikuti pelatihan. Di akhir pelatihan sebelum dilakukan penutupan kegiatan, panitia memberikan souvenir kepada 4 orang peserta terbaik yang memiliki peningkatan pengetahuan secara signifikan dan 1 orang peserta yang paling aktif selama mengikuti pelatihan yang ditentukan oleh pemateri.





KOMENTAR

Tinggalkan Pesan