KKP KELAS I MAKASSAR ADAKAN PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR BAGI PETUGAS PEMBERANGKATAN DAN KEDATANGAN KAPAL DI PELABUHAN LAUT MAKASSAR
Makassar, Kematian merupakan suatu keadaan dimana fungsi biologis yang menopang makhluk hidup berhenti. Di dalam Ilmu Kedokteran dikenal beberapa istilah mati yaitu mati suri, mati serebral atau mati batang otak, mati somatik (mati klinis) dan mati seluler:
1. Mati suri merupakan mati karena tidak berfungsinya sistem penafasan, sistem jantung dan pembuluh darah serta sistem saraf berdasarkan pemeriksaan dengan alat sederhana, jika menggunakan alat yang canggih tiga sistem tersebut masih berfungsi misalnya pada kasus tersengat listrik atau tenggelam.
2. Mati Batang Otak atau mati serebral merupakan kematian yang terjadi diseluruh saraf bersifat irreversibel.
3. Mati klinis merupakan mati karena terhentinya tiga sistem penunjang kehidupan secara menetap yaitu sistem saraf pusat, sistem pernafasan dan sistem jantung dan pembuluh darah.
4. Mati Seluler merupakan kematian yang timbul setelah kematian somatik dimana terjadi kematian organ dan jaringan.
World Health Organization (2017) menyebutkan penyebab kematian terbanyak dan menempati posisi pertama yaitu Kardiovaskular Disease atau Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Sementara itu menurut data Global Burden of Cardiovaskular Disease (2020) terjadi peningkatan kasus dua kali lipat dari 271 kejadian penyakit kardiovaskular pada tahun 1990 menjadi 523 Juta kejadian di tahun 2019. Salah satu penyakit kardiovaskular yang paling banyak menyumbang kematian tertinggi adalah Penyakit Jantung Koroner. American Heart Association (2018) menyebutkan di Amerika Serikat Penyakit Kardiovaskular sebanyak 836.456 Kematian dan 43,8% karena Penyakit Jantung Koroner.
Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kemenkes (2020), terjadi peningkatan kasus penyakit jantung yakni 0,5% pada tahun 2013 menjadi 1,5% pada tahun 2018 serta diperkirakan angka kematian mencapai 1,25 juta jiwa jika popolasi Penduduk Indonesia 250 Juta Jiwa.
Tingginya kasus Penyakit Kardiovaskular di Dunia dan Indonesia ini kemudian mendorong Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar Sebagai Unit pelaksana teknis yang memiliki tugas dan fungsi memberian pelayanan kesehatan di Pintu Batas Negara sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No 33 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk melaksanakan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar bagi Petugas yang terlibat dalam proses pemberangkatan dan kedatangan Kapal di Pelabuhan Laut Makassar.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar dilaksanakan pada tanggal 30 Januari 2023 di Aula Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar Wilker Pelabuhan Laut Makassar dari jam 07.30 sampai 16.00 WITA. Pelatihan meliputi teori dan praktek yang dibawakan oleh Trainer dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar yang pernah mengikuti Training Of Trainer Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Untuk Awam dan Tenaga Pelatih Bidang Kesehatan.Foto Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar bersama Panitia Pelaksana Pelatihan Bantuan Hidup Dasar
Peserta pada pelatihan ini yaitu petugas yang terlibat pada proses pemberangkatan maupun kedatangan kapal sebanyak 35 orang peserta yang terdiri dari Security PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional IV Makassar, Tenaga Kerja Bongkar Muat dan Petugas KKP Wilker Pelabuhan Laut Makassar.
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar ini dibuka oleh Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar Bapak Agus Jamaludin, SKM., M.Kes. Pada kesempatan tersebut disampaikan bahwa kematian bisa terjadi pada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Pasien dengan henti jantung 95% mengalami kematian sebelum sampai di rumah sakit, dimana setiap 1 menit keterlambatan pertolongan hilang kesempatan hidup 10%. Tingginya kasus kematian akibat penyakit jantung bisa terjadi karena kurangnya aktifitas fisik dan olah raga atau mager (malas bergerak) serta gaya hidup dan pola makan yang banyak mengkonsumsi makanan berlemak dan kurang sayur dan buah.
Selama 4 bulan bertugas di KKP Kelas I Makassar, Bapak Agus Jamaludin, SKM., M.Kes menilai adanya kebiasaan kurang makan sayur dan buah. Melalui momentum pelatihan ini diharapkan adanya peningkatan kompetensi dalam bantuan hidup dasar dan pentingnya melakukan edukasi gaya hidup.
Setelah pembukaan peserta mendapatkan 4 materi inti disertai teori dan praktek. Materi Pertama dibawakan oleh dr. Abbas Zavey Nurdin, Sp.Ok.,MKK mengenai Identifikasi Alur dan Penanganan Korban Kondisi Cedera meliputi kasus keracunan, sumbatan jalan nafas dan kemasukan benda asing melalui mulut dan telinga serta kasus tersedak. Pada station ini peserta mempraktekkan beberapa tindakan diantaranya melakukan tepukan pada punggung, hentakan dada dan hentakan perut dalam menolong korban tersedak.Foto Pemaparan Materi Oleh dr. Abbas Zavey Nurdin, Sp.Ok, MKK
Materi ke dua terkait Identifikasi Alur dan Penanganan Korban Kondisi sakit dibawakan oleh dr. Juniarty Naim, MKM. Pada sesi ini Peserta mempraktekkan bergantian cara pertolongan apabila menemukan kasus henti jantung dan henti nafas. Peserta sangat antusias dalam melakukan praktek.
Foto Resusitasi Jantung Paru bersama dr. Juniary Naim, MKM
Materi selanjutnya Identifikasi Alur dan Penanganan Korban Kecelakaan yang dibawakan oleh Arham Alam, S,Kep., Ns, MKKK. Peserta tidak hanya mendapat teori tapi harus mempraktekkan cara pertolongan untuk kasus perdarahan, patah tulang, luka bakar serta cara memasang bidai dan mitela apabila menemukan kasus kecelakaan.
Foto Pemasangan Bidai Pada Kondisi Kecelakaan bersama Arham Alam, S.Kep.,Ns.,MKKK
Pada kesempatan ini juga peserta diajarkan teknik transportasi, evakuasi dan stabilisasi pada korban kodisi cedera, sakit dan kecelakaan oleh Trainer Amir, S.Kep.,Ns. Pada kesempatan tersebut peserta mempelajari dan mempraktekkan teknik evakuasi korban dengan satu penolong, dua penolong, menolong korban kebakaran, termasuk cara mobilisasi korban patah tulang.
Foto Teknik Transportasi dan Evakuasi bersama Amir, S.Kep.,Ns
Dari hasil penilaian pre test, post test dan penilaian di tiap station praktek, seluruh peserta dinyatakan lulus. Hasil penilaian pretest dan post test menunjukkan peningkatan bermaakna dari nilai rata-rata 44,5 meningkat menjadi 96,1 dengan nilai tertinggi 100.
Keberhasilan kegiatan ini tentunya karena dukungan Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar dan kekompakan Tim Panitia Pelaksana Pelatihan. Untuk tahun 2023 direncanakan diadakan di beberapa Wilayah Kerja (Wilker), diawali di Wilker Pelabuhan Laut Makassar dan selanjutnya di Wilker Bandara Tampa Padang Mamuju dan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Semoga dengan pelatihan ini, kasus kardiovaskular di pintu masuk negara cepat tertangani. (ABZAN)