“Menyelamatkan Nyawa dengan Keterampilan yang Tepat” Pelatihan Bantuan Hidup Dasar pada PT. Pelindo Regional 4 Makassar
Makassar- Balai
Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Makassar kembali melaksanakan pelatihan
Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi masyarakat pada tanggal 25 September 2024 di
Kantor PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional Head 4, yang berlokasi di
Pelabuhan Laut Makassar. Kegiatan ini menyasar seluruh perwakilan bagian PT.
Pelindo 4 Makassar yaitu bagian HSSE (Health, Safety, Security and
Environment) dan Manajemen Mutu, Operasi, Teknik, SDM & Umum, Keuangan,
Security, dan Cleaning Service.
Kegiatan diawali
dengan sambutan sekaligus membuka acara ini oleh bapak Irwan Sjarifuddin selaku
General Manager (GM) PT. Pelindo 4 Cabang Makassar. “Kami sangat
mengapresiasi kegiatan ini, karena pelatihan BHD ini sangat penting diketahui
oleh orang awam seperti kita, jangan sampai kita bermaksud untuk menolong
korban tapi malah kita yang membuat celaka lebih lanjut terhadap korban
tersebut. Ada 3 pengalaman saya menyaksikan langsung kejadian kecelakaan lalu
lintas, dalam hati saya berujar cara evakuasi terhadap korban tersebut
menurutnya salah” ujarnya. Sehingga beliau meminta izin untuk mengikuti materi
penting ini, karena ingin merefresh ilmu tentang bagaimana melakukan
pertolongan pertama pada orang. Beliau
juga mengharapkan kegiatan ini akan menjadi kegiatan rutin tahunan dan kepada
seluruh pegawai PT. Pelindo 4 Makassar. Dalam proses pemaparan materi, beliau
juga sangat antusias mengikuti sesi ini.
Pelatihan BHD dilaksanakan
dalam 2 sesi dan sesi pertama adalah pemberian materi dengan metode ceramah dan
tanya jawab dilanjutkan sesi kedua dengan praktek di 4 station berbeda yang
diikuti oleh seluruh peserta secara bergilir. Narasumber berasal dari Balai Besar
Kekarantinaan Kesehatan Makassar yang telah mengikuti TOT BHD atau pelatihan
Tenaga Pelatih Kesehatan.
Materi pertama
tentang Identifikasi dan Alur Penanganan Kondisi Sakit, disampaikan oleh dr.
Juniarty Naim, M.K.M. membahas mengenai bagaimana mengenal kondisi henti
jantung dan henti napas serta bagaimana melakukan resusitasi jantung paru pada
kondisi tersebut serta cara menggunakan Automatic External Defibrilator
(AED). Pemaparan materi dilanjutkan oleh dr. Andi Pertiwi Kusuma tentang
Identifikasi dan Alur Penanganan Korban Kecelakaan yang membahas cara
mengidentifikasi dan memberikan pertolongan pertama pada kondisi patah tulang,
perdarahan dan luka bakar. Materi ketiga dibawakan oleh dr. Abbas Zavey Nurdin,
Sp.OK, M.KK, tentang Identifikasi dan Alur Penanganan Kondisi Cedera terutama
membahas mengenai identifikasi kasus keracunan, sumbatan jalan napas dan kasus
tersedak serta cara penanganannya. Materi keempat dibawakan oleh Amir, S.Kep,
Ns mengenai evakuasi pada korban sakit, cedera dan kecelakaan, pada materi ini narasumber
menjelaskan mengenai cara melakukan evakuasi atau pemindahan pasien tanpa alat
atau dengan alat sederhana baik dengan 1 penolong atau lebih dan evakuasi pada
kondisi kebakaran. Materi terakhir di bawakan oleh Wahyudi Hidayat, S.Kep.,
Ns.,M.KKK tentang Pengenalan Kotak P3K dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR),
membahas tentang pentingnya kotak P3K tersedia di suatu kantor, jenis kotak P3K
beserta isinya, selajutnya tetang APAR yang menjelaskan tentang prinsip dan
cara pemadaman kebakaran menggunakan serta bagian-bagian APAR.
Keberhasilan
pelatihan dinilai dengan melakukan test sebelum dan sesudah pelatihan. Sebagai
mana pelatihan sebelumnya, pelatihan kali ini juga berhasil meningkatkan
pengetahuan peserta. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai post
test yang cukup signifikan yaitu sebesar 51 poin, dimana rata-rata nilai pre
test adalah 41 sementara rata-rata nilai postest adalah 92.
Diakhir sesi, dilakukan kegiatan screening penyakit tidak menular (PTM), bertujuan untuk deteksi dini, sehingga dapat membantu peserta dalam memantau kondisi kesehatan serta mengedukasi pentingnya cek kesehatan secara rutin menerapkan gaya hidup sehat. Kegiatan PTM ini terdiri dari pemeriksaan status gizi dengan cara menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT), pemeriksaan kadar Gula Darah Sewaktu (GDS), kadar kolesterol dan kadar asam urat di dalam darah serta konsultasi hidup sehat.
Melakukan screening penyakit menular
(PM), terdiri dari pertama screening penyakit TBC bertujuan deteksi
dini, identifikasi kasus, pencegahan penyebaran infeksi dengan cara
mengumpulkan informasi tentang gejala, riwayat kontak dengan penderita TBC
serta faktor risiko lainnya. Kedua screening penyakit HIV bertujuan deteksi
dini, identifikasi infeksi HIV dengan cara anamnesis untuk mengumpulkan riwayat
kesehatan, faktor risiko dan gejala yang mungkin dialami serta pemeriksaan Tes
Antibodi HIV (tes cepat). (A. Pertiwi K.)