| Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani | | Selamat datang di zona integritas KKP Kelas I Makassar | | Wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan wilayah birokrasi bersih melayani | | Dilarang memberikan suap / gratifikasi dalam bentuk apapun | | Laporkan bila ada permintaan gratifikasi melalui menu WBS pada website ini | | Untuk kemudahan tentang informasi pelayanan KKP Makassar anda dapat mengakses pada menu SIMPEL-TA pada website ini atau whatsapp chatbot di link ini https://wa.link/dkf0b7 | | Wilayah bebas dari korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani |



KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I MAKASSAR TINGKATKAN PENGETAHUAN TANGGAP DARURAT MELALUI KEGIATAN REFRESING TIM GERAK CEPAT DAN BASIC SEA SURVIVAL BERSAMA DENGAN LINTAS SEKTOR


Maros: Wabah lintas benua sudah pernah terjadi di masa lalu, dan kemungkinan besar akan terjadi, bahkan dalam hitungan waktu lebih cepat. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor moderenisasi dimana saat ini teknologi transportasi berkembang sangat pesat sehingga memberikan dampak meningkatnya mobilitas manusia antar negara dimana percepatannya melebihi masa inkubasi penyakit. Faktor lain yang mempengaruhi potensial pandemi (Kedaruratan Kesehatan Masyarakat) lainnya adalah globalisasi seperti meningkatnya secara drastis jalur perdagangan barang dan hewan, yang akan meningkatkan faktor patogen dan vektor penyakit di seluluruh dunia dan industrialisasi dimana terjadinya perubahan iklim, maka untuk menghadapi kondisi tersebut diperlukan kesiapsiagaan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Untuk mengantisipasi kejadian Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM) diperlukan upaya yang serius dari pemerintah dalam menghadapi peningkatan angka kejadian kesakitan/kematian di wilayah yang ada di Indonesia.  Peningkatan   Kejadian Luar Biasa (KLB) yang melanda Indonesia antara lain disebabkan oleh gaya hidup masyarakat yang kurang memperhatikan kesehatan, kondisi sanitasi masyarakat yang dapat dikatakan cukup buruk, serta faktor kepadatan penduduk.

Meningkatnya kejadian penyakit atau kematian akibat penyakit menular di suatu daerah disebut dengan kejadian luar biasa, dimana penyakit menular mampu menyebabkan wabah dalam waktu singkat dan mempengaruhi masyarakat umum. Situasi ini menuntut perbaikan sistem peringatan dini dan penanggulangan KLB dengan langkah-langkah yang terprogram dan tepat, sehingga proses pengolahannya juga lebih cepat dan akurat. Untuk merespon wabah dengan cepat, petugas yang turun ke lapangan harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Fakta ini mengharuskan adanya regulasi yang mengatur untuk mengembangkan kebijakan investigasi dan pengawasan terstruktur yang akan mempercepat penyelesaian respons terhadap KLB.


Kasus KLB perlu dideteksi secara dini dan diambil tindakan yang cepat dan tepat sehingga perlu dilakukan identifikasi risiko dan kondisi rentan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kejadian luar biasa. KLB tidak hanya berpotensi menyebabkan kematian manusia dalam jumlah besar saat penyakit menyebar, tetapi mempunyai dampak sosial serta ekonomi yang besar pada kesejahteraan masyarakat. Komunikasi dan manajemen risiko yang efektif berperan dalam memastikan telah dilakukan deteksi dini, dilaporkan dengan cepat, dan diobati dengan tepat.

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Makassar sebagai garda terdepan di pintu masuk Negara baik di darat maupun di laut yang mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan keluar masuknya penyakit berpotensi KLB dan membutuhkan respon cepat dalam melakukan penanggulangan atau penanganan, maka dari itu kemampuan seluruh petugas KKP Kelas I Makassar baik medis maupun non medis sangat diperlukan untuk melakukan pertolongan pertama kepada masyarakat saat terjadi KLB.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Makassar melaksanakan kegiatan refreshing TGC dan Basic Sea Survival di Grand Town Hall Maros selama 3 hari yang dimulai pada tanggal 13-15 Desember 2023 sebagai salah satu upaya untuk menyediakan tenaga yang sudah berpengalaman dan mempunyai kompetensi yang cukup dalam menghadapi KLB. Kegiatan dilaksanakan bekerja sama dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Makassar dan beberapa lintas sektor, diantaranya adalah BPBD Provinsi Sulawesi Selatan, Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan, Dinkes Kota Makassar, Dinkes Kabupaten Maros, Puskesmas Mandai, Puskesmas Sudiang dan Pramuka SMA Angkasa Lanud Hasanuddin, dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang.

Kegiatan ini diawali dengan sambutan yang dilanjutkan dengan pembukaan kegiatan oleh Koordinator Substansi Tata Usaha Bapak H. Nirwan, SKM., M.Kes selaku Pelaksana Harian Kepala KKP Kelas I Makasar, dalam sambutannya dikatakan bahwa peningkatan kapasitas petugas melalui refreshing TGC diperlukan untuk meningkatkan core capacities dalam menghadapi kedaruratan kesehatan masyarat di pintu masuk. “Yang namanya bencana, atau kedaruratan itu kita tidak pernah harapkan terjadi, namun pada kenyataannya selalu terjadi pada waktu dan tempat yang tidak diketahui, karena itu kita harus memiliki kesiapsiagaan menghadapinya, salah satu bentuknya adalah refreshing TGC” ujarnya.

Pemberian materi TGC dilakukan selama 3 hari, dimana pada hari pertama setelah dilakukan pembukaan kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi Basic Sea Survival oleh Bapak Faris Awwal dari KSOP Utama Makassar kemudian dilanjutkan praktek di kolam yang di pandu oleh Bapak Basir yang juga dari KSOP Utama Makassar. Pada kegiatan praktek peserta di ajarkan kembali cara melakukan penyelamatan dan bertahan hidup di air baik perorangan maupun berkelompok. Materi kedua yaitu Pengambilan dan Transportasi Spesimen yang disampaikan oleh Ibu Yuliana sirajudin, AMAK.

Pada hari kedua peserta diberikan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Berbeda dengan kegiatan TGC sebelumnya kali ini peserta dibekali dengan pengetahuan BHD untuk menunjang skill peserta dalam menghadapi kasus kegawatdaruratan pada kondisi sakit, cedera dan kecelakaan, sehingga peserta mampu memberikan pertolongan dengan segera jika di perlukan. Materi BHD disampaikan dengan 2 sesi yaitu, ceramah dan tanya jawab yang disampaikan pada sesi pertama sedangkan sesi kedua dilakukan dengan praktek, pada sesi praktek terbagi 4 station berbeda berdasarkan materi yang telah diberikan oleh peserta yang dilakukan secara bergantian, untuk materi pertama di sampaikan oleh H. Arham Alam, S.Kep.,Ns, M.KKK tentang Identifikasi dan Alur Penanganan Kondisi Sakit, materi kedua disampaikan oleh dr. Andi Pertiwi Kusuma tentang Identifikasi dan Alur Penanganan Korban Kecelakaan, materi ke tiga disampaikan oleh dr. Abbas Zavey Nurdin, Sp.OK, M.KK tentang Identifikasi dan Alur Penanganan Kondisi Cedera, dan materi keempat di sampaikan oleh Amir, S.Kep., Ns tentang Evakuasi pada Korban Sakit, Cedera dan Kecelakaan. Setelah materi BHD kemudian dilanjutkan dengan materi Penanganan Pra Bencana, Bencana dan Pasca Bencana oleh Bapak Ir. H. Eddy Jaya Putra, SH., MT dari BPBD Provinsi Sulawesi Selatan. Pembentukan Tenaga Cadangan Kesehatan Emergency Medical Team (TCK-EMT) Tipe 1 Mobile oleh Bapak Eko Medistianto dari Pusat Krisis Kesehatan yang dilakukan secara daring. Peran Tim Sanitasi dan Pengendalian Risiko Lingkungan pada Kebencanaan oleh Ibu Nur Hasni, SKM dari KKP Kelas I Makassar. Dan Pengawasan Alat Angkut, Orang dan Barang oleh Bapak Tubianto Anang Zulfikar, SKM, M.Epid dari KKP Kelas I Makassar.


Materi hari ketiga yang merupakan hari terakhir kegiatan refreshing TGC dan praktek Basic Sea survival yaitu Penyelidikan Epidemiologi oleh Bapak Victorius Hamsa, SKM,. MH dari Dinkes Kabupaten Maros yang dilanjutkan dengan materi Kewaspadaan Standar dan Prosedur Penggunaan APD oleh dr. Ruslan dari KKP Kelas I Makassar yang dilakukan dengan ceramah dan praktek dimana saat praktek peserta di ajarkan kembali cara mencuci tangan dengan benar sesuai dengan standar dan cara memakai Alat Pelindung Diri (APD) Level 3.

Dengan diselenggarakannya refreshing TGC ini diharapkan Tim TGC KKP Kelas I Makassar dapat meningkatkan kapasitas pengetahuan dan skill dalam upaya melakukan respon pencegahan dan penanggulangan KLB di wilayah kerjanya. (Odhie)

KOMENTAR

Tinggalkan Pesan